Selasa, 05 April 2022

2.3.a.9. Koneksi Antar Materi - Modul 2.3 - Coaching

Ririn Kurniasih, S.Pd.AUD

TK Pertiwi Sedayu I Kecamatan Pracimantoro

CGP Angkatan 4 Kabupaten Wonogiri

 

 Sebagai guru, kita selalu menjadi mentor bagi murid dengan menyampaikan pengalaman yang kita miliki. Kita juga melakukan konseling dengan murid ketika mereka datang dengan permasalahan mereka. Nah, ketika harus menghadapi murid dengan berbagai potensinya dan berupaya untuk memaksimalkan potensi tersebut, kita seyogyanya berperan sebagai seorang coach.

Mentoring

Stone (2002) mendefinisikan mentoring sebagai suatu proses dimana seorang teman, guru, pelindung, atau pembimbing yang bijak dan penolong menggunakan pengalamannya untuk membantu seseorang dalam mengatasi kesulitan dan mencegah bahaya. Sedangkan Zachary (2002) menjelaskan bahwa mentoring memindahkan pengetahuan tentang banyak hal, memfasilitasi perkembangan, mendorong pilihan yang bijak dan membantu mentee untuk membuat perubahan.

Konseling

Gibson dan Mitchell (2003) menyatakan bahwa konseling adalah hubungan bantuan antara konselor dan klien yang difokuskan pada pertumbuhan pribadi dan penyesuaian diri serta pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Sementara itu, Rogers (1942) dalam Hendrarno, dkk (2003:24), menyatakan bahwa konseling merupakan rangkaian-rangkaian kontak atau hubungan secara langsung dengan individu yang tujuannya memberikan bantuan dalam merubah sikap dan tingkah lakunya.

Coaching

sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee (Grant, 1999). Kunci pembuka potensi seseorang untuk untuk memaksimalkan kinerjanya. Coaching lebih kepada membantu seseorang untuk belajar daripada mengajarinya (Whitmore, 2003)

Coaching adalah sebuah kegiatan komunikasi pemberdayaan (empowerment) yang bertujuan membantu para coachee dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya dalam mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi agar hidupnya menjadi lebih efektif. Kemampuan berkomunikasi menjadi kunci dari proses coaching sebab pendekatan dan teknik yang dilakukan dalam coaching merupakan proses mendorong dari belakang sehingga coachee dapat menemukan jawaban dari apa yang dia temukan sendiri (Pramudianto, 2015).


Coaching memiliki peran yang sangat penting karena dapat digunakan untuk menggali potensi murid sekaligus mengembangkannya dengan berbagai strategi yang disepakati bersama. Proses coaching yang berhasil akan memotivasi para murid untuk menjadi lebih baik karena mereka merasakan potensi mereka tergali dan berkembang seiring dengan proses dan hasil dari coaching yang mereka telah lakukan. Dengan keterampilan coaching dalam berkomunikasi, harapannya murid kita menjadi lebih terarah dan dapat menemukan solusinya secara mandiri yang pada akhirnya dapat meningkatkan potensi mereka. Tetapi hal ini tentu tidak mudah. Terkadang kita tergoda untuk berupaya membantu permasalahan murid secara langsung dengan memberikan solusi dan nasehat.

Pada saat kita berkomunikasi dengan coachee, kemampuan sosial emosional kita sangat diperlukan. Salah satu keterampilan utama dalam coaching adalah keterampilan mendengarkan dengan aktif. Seorang coach yang baik akan mendengarkan lebih banyak dan kurang berbicara. Dalam sesi coaching kita perlu fokus bahwa pusat komunikasi adalah pada diri coachee, yakni mitra bicara kita. Dalam hal ini, seorang coach harus dapat mengesampingkan agenda pribadi atau apa yang ada dipikirannya termasuk penilaian terhadap coachee. Kita hanya perlu untuk duduk berhadapan dengan mereka dan mendengar apa yang mereka sampaikan. kemudian ajukan pertanyaan untuk mendorong lawan bicaranya menguraikan lebih lagi keyakinan atau perasaannya. Pada saat inilah diperlukan keterampilan bertanya sehingga mampu menggali lebih dalam potensi yang dimiliki oleh rekan bicara kita.

Kaitannya dengan pembelajaran berdifernsiasi, yang menganggap bahwa setiap orang itu istimewa dan memiliki perbedaan cara dan kecepatan dalam belajar sehingga guru harus mampu memberikan hak belajar yang sama kepada setiap siswa. Pendampingan khusus dengan teknik coaching dapat membantu para murid yang di anggap kesiapan belajarnya rendah dan kecepatan dalam memahami materi pelajaran.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

HUT IGTKI-PGRI KE-73, RIRIN: "TINGKATKAN KREATIVITAS DAN KEKOMPAKAN" 22 Mei 2023 Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia Kecamatan...